Perkembangan komunikasi berjalan beriringan
dengan perkembangan teknologi. Berlo (1975) menyebut zaman
sekarang ini adalah
zaman revolusi komunikasi
yang sejati, yang ditimbulkan, sebagian terbesar oleh
adanya perkembangan kemajuan teknologis yang amat pesat di bidang media komunikasi.
Salah satu fakta yang sangat mencolok tentang dasawarsa dewasa ini adalah
ledakan informasi yang luar biasa. Ledakan informasi itu telah menuntut adanya
penemuan beberapa sarana untuk mengatasi masalah informasi tersebut. Teknologi telah
dikembangkan pada tingkat
massa dengan perkembangan
sistem komputer yang canggih
itu (misalnya ERIC) untuk
menyimpan dan mencari kembali
informasi secara sistematis. Dalam pengertian yang sebenarnya, ERIC
hanyalah suatu mekaninsme untuk mengatasi masalah secara komputer itu.
Teknologi juga menambah “kemudahan dibawanya” informasi sehingga setiap tahun berikutnya
makin banyak orang menerima informasi secara lebih cepat. Hasil yang tidak
dapat dielakkan dari revolusi komunikasi pada masa kini adalah bahwa pemahaman hakikat komunikasi
manusia menjadi lebih
sulit lagi, namun
menjadi lebih menentukan
dalam masyarakat kontemporer.
Perspektif
bisa diartikan Sudut pandang atau cara pandang kita terhadap sesuatu. Cara
memandang yang kita gunakan dalam mengamati kenyataan akan menentukan
pengetahuan yang kita peroleh. Suatu perspektif tidak berlaku secara semena –
mena. Rumah adalah rumah, tidak mungkin atas nama perspektif ia dianggap jeruk.
Jadi perspektif pada satu sisi menyerap benda itu sekaligus makna dari
pengetahuan tentang benda itu dalam kerangka epistemologis. Perspektif selalu
mendahului observasi kita. Kita bisa saja mengamati suatu peristiwa dengan
pikiran kita yang terbuka dan netral, namun begitu kita harus mengobservasi
suatu hal, kita akan melakukannya dengan cara tertentu.
Nilai perspektif kita tidak
terletak dalam nilai kebenarannya atau seberapa baik ia mencerminkan realitas
yang ada. Semua perspektif yang dapat diperoleh adalah benar dan mencerminkan
realitas, walaupun setiap perspektif pada tahap tertentu kurang lengkap serta
didistorsi. Jadi yang menjadi inti adalah upaya mencari perspektif yang dapat
memberikan kepada kita konseptualisasi realitas yang paling bermanfaat bagi
pencapaian tujuan kita. Istilah paradigma dari Kuhn diinterpretasikan begitu
berbeda-beda sehingga mencegah penggunaannya secara netral. Simpulnya,
pengunaan perspektif cukup tepat bagi ilmu komunikasi, salah satu alasannya
dapat ditemukan pada apa yang dipaparkan oleh Fisher.
Fisher mengungkapkan bahwa :
“...Bilamana seseorang mengamati peristiwa komunikasi, orang tidah memandang
apakah orang itu yakin pada teori komunikasi tertentu atau memegang teguh
proposisi aksiomatis tertentu dalam benaknya. Yang terlihat olehnya adalah
bahwa orang tadi membuat gerakan dan suara tertentu. Relevansi atau arti
pentingnya dari gerakan dan suara itu merupakan produk dari konsep yang
dipergunakan untuk memahami peristiwa komunikatif tersebut. Konsep itu
menentukan apa yang relevan dalam peristiwa tadi ; dan dalam pengertian ini
maka apa yang tidak dicakup oleh orang tadi, dicakup oleh konsep tadi dan
dinyatakan sebagai hal yang tidak relevan” (Fisher, 1990:89)
- Perspektif secara Psikologis
Kita kenal
dengan istilah encoding, encoding dalam bahasa awam dapat diartikan sebuah
proses akan menyampaikan sebuah pesan yang dirunutkan dan terjadi didalam diri
sender. sebagai contoh apabila seseorang ingin meminjam uang, dan hendak
meminta kepada temannya. "ingin meminjam uang" tersebutlah yang dapat
dikatakan proses encoding untuk mengemukakan kehendak akan pesan yang
disampaikan oleh sender.
- Perspektif secara Mekanistis
Proses
komunikasi pada perspektif Mekanistis ini sedikit komplek dan rumit karena ada
unsur situasional tergantung pada kondisi yang terjadi ketika komunikasi
tersebut berlangsung, tergantung pada model apa yang diterapkan dalam proses
komunikasi tersebut, proses komunikasi tersebut dapat dikatagorikan
interpersonal apabila sender melakukan komunikasi diri sendiri, dan dapat
dikatakan sebagai komunikasi kelompok apabila sender melakukan komunikasi
dengan banyak receiver.
Kesulitan
dalam melakukan proses komunikasi berdasar sudut pandang perspektif Mekanistis
sangatlah kompleks, tergantuk kontekstual metode komunikasi apa yang digunakan
C.
Perspektif
Interaksional
Perspektif
ini menonjolkan keagungan dan nilai individu diatas nilai pengaruh yang
lainnya. Tiap bentuk interaksi sosial manusia dimulai dan berakhir dengan mempertimbangkan
diri manusia. inilah merupakan karakteristik utama dari perspektif ini.
Sumber dari perspektif interaksional komunikasi manusia adalah interaksiolisme simbolis dalam sosiologi pada kehidupan manusia. Perspektif ini memandang bahwa dalam perkembangan masyarakat ilmiah, komunikasi manusia terjadi karena adanya indikasi yang jelas dari interaksi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Mead dan Blummer merupakan tokoh utama yang melandasi adanya model
interaksional komunikasi ini.
Popularitas interaksional sebagian berasal dari reaksi humanistis terhadap mekanisme dan psikologisme. Akan tetapi, yang
terpenting dalam perspektif ini adalah pemberian penekanan yang
manusiawi pada diri seseorang sebagai unsur pokok perspektif interaksional. Interaksional memandang diri hanya sebagai internalisasi pengalaman individual,
interaksionalis lebih menerangkan perkembangan diri seseorang melalui proses
“penunjukandiri” dimana individu dapat melibatkan dirinya dalam introspeksi dari sudut pandang orang lain.
Oleh karena itu, hanya melalui interaksi sosial lah diri maupun hubungan dapat diwujudkan dan dikembangkan. Pada perspektif ini, pengambilan peranti dan hanya merupakan unsur sentral dari suatu interaksi, akan tetap itu juga merupakan unsur yang
sangat unik dan menarik untuk dipahami.
Perspektif interaksional menekankan tindakan yang bersifat simbolis dalam suatu perkembangan yang
bersifat proses dari komunikasi manusia. Penekanannya terdapat pada tindakan yang memungkinkan dalam pengambilan peran untuk mengembangkan tindakan bersama atau mempersatukan tindakan beberapa individu untuk membentuk suatu kolektivitas. Tindakan bersama dari kolektivitas itu mencerminkan tidak hanya pengelompokan sosial akan tetap itu juga adanya perasaan kebersamaan ataupun keadaan timbal balik dari individu-individu yang bersangkutan, yang dapat digambarkan dalam model sebagai suatu “kesearahan”
orientasi individu terhadap diri orang lain dan objek.
Karakterisitik
dari perspektif interaksional antara lain :
1. Hakikat
Diri
Individu tidak menyaring pengalaman
melalui konsep yang diperolehnya dan yang bersifat semi permanen. Individu
bertindak atas pengalaman dan pengorganisasian tindakan pada masa silam, masa
sekarang dan masa yang akan datang atas penafsirannya tersebut.
2. Hakikat
Lambang
Konsep interaksional tentang mind itu adalah antithesis dari filter konseptual
psikologi S-O-R-R yang diinternalisasikan. Hakikat anti tesis ini paling nyata
dalam konsep tentang makna sebagaimana di definisikan dalam perspektif
psikologi dan ineraksional.
3. Hakikat
Manusia
Manusia yang terlibat dalam
interaksi diri dengan diri sebagai objek dan penafsir aktif, keduanya dalam
waktu yang bersamaan, merupakan seorang mahkuk yang dinamis dengan
karakterisitik utamanya adalah bertindak terhadap lingkungan dan diri sendiri
pada waktu yang bersamaan.
4. Hakikat
Sosial
Perilaku manusia berbeda dengan yang
lain, bersifat sosial terdiri dari tindakan. Karena itu, manusia secara inheren
adalah organism aktif secara sosial yang proses penafsirannya, yakni kemmapuan
simbolisnya.
D.
Perspektif
Pragmatis
Satuan
komunikasi yang paling mendasar adalah tindak perilaku atau tindak yang dijalankan
secara verbal atau non verbal oleh seorang peserta dalam peristiwa komunikatif.
Tindakan kemudian dikategorikan dalam fungsi yang dilaksanakan dalam
komunikasi.
Menurut Fisher, dalam bukunya teori-teori Komunikasi, perspektif pragmatis merupakan alternatif
bagi perspektif mekanistis dan psikologis,dengan fokusnya pada urutan perilaku yang sedang berlangsung dalam urutan filosofis dan metodologis teori sistem umum dan teori informasi (fisher,
320). Pada perspektif ini, penenkanannya lebih kepada urutan interaksi yang sedang berjalan, yang
membatasi dan mendefinisikan sistem sosial merupakan pemindahan dari penekanan perspektif interaksional pada pengambilan peran yang
diinternalkan.
Dalam studi komunikasi yang
menggunakan perspektif pragmatis, komunikasi manusia memiliki daftar kategori yang menyatakan fungsi dari komunikasi manusia dan memungkinkan tindakan komunikatif untuk diulang kembali pada saat berlainan. Pragmatisme memahami komunikasi manusia dengan mengorganisasikan urutan yang sedang berlangsung kedalam kelompok-kelompok karakteristik sehingga suatu peristiwa akan saling berhubungan dengan peristiwa lainnya dalam suatu pola dan dapat ditafsirkan.
Penelitian pragmatis dalam komunikasi manusia mencerminkan pertumbuhan dari sistem kategori yang digunakan untuk menganalisa fungsi komunikatif dan lebih mencerminkan perhatian yang khusus serta unik dari setiap peneliti dari pada suatu pengkajian paradigmatic mengenai fenomena komunikatif yang sebagian besar dilakukan oleh masyarakat ilmiah.
Prinsip-prinsip
pragmatika antara lain,
1. Pokok-pokok
teori system
a. Prinsip
ketidakmungkinan Dijumlahkan
Sebuah definisi system sebagai
suatu totalitas yang berfungsi keseluruhan karena adanya saling ketergantungan
dari bagian-bagian. Ketidak mungkinan perjumlahan dan keseluruhan hanya
merupakan dua sisi dari mata uang yang sama, yakni keseluruhan berarti bahwa
system itu berlainan dari jumlah objek atau komponen yang secara bersama-sama
membentuk system yang bersangkutan.
b. Prinsip
Keterbukaan
System yang terbuka mempunyai
daerah perbatasan yang dapat di tembus,
yang memungkinkan perputaran yang cukup dengan lingkungan system tersebut.
Karakterisitik lain dari system yang terbuka adalah makin menigkatnya
kompleksitas, yakni diferensiasi fungsi.
2. Pokok-pokok
teori informasi
a. Pilihan
dan ketidak pastian
Salah satu karakterisitik yang
memisahkan manusia sebagai suatu spesies yang unik di antara dunia hewan adalah
kemampuan manusia menentukan pilihan. Hanya manusia yang memiliki kemampua
untuk mengonseptualisasikan rentangan alternative, mengevaluasi nilai
relatifnyakonsekuensi dari masing-masing alternative, dan kemudian memilih
salah satu dari alternative tersebut.
b. Redundansi
dan kendala
Sifat informasi dalam pengertian
system sosial yang mengolah informasi, mengemukakan bahwa system lebih
menangani peristiwa daripada objek material. Sebagai kejadian dalam waktu,
peristiwa saling di asosiasikan satu sama lain dalma arti urutan kronologis .
karenanya, ketidakpastian itu dihubungkan dengan apakah suatu peristiwa itu
terjadi atau tidak, atau akna terjadi pada tingkat ekspetasi tertentu.
3. Penerapan
komunikasi Manusia
a. System
sosial
Fungsi pertama adalah
konseptualisasi komunikasi sebagai aktivutas manusia dan jangan dikacaukan
dengan perangkat keras komunikasi. Fungsi yang kedua adalah sifat sosial
komunikasi adalah memusatkan perhatian pada pengolahan informasi pada tingkat
system itu dan tidak pada tingkat subsistem yakni seorang individu.
b. Perilaku
Apabila individu menjadi subsistem
dalam fokus system sosial, maka organisasi hierarki system memainkan
peranannya.
c. Pola-pola
interaksi yang berurutan
Sifat hubungan bergantung kepada
pungtuasi urutan komuikasi antara para partispannya. Pungtuasi ini semata-mata
menunjukkan pengelompokkan unsur-unsur ke dalam pola yang telah di kenal.
d. Dimensi
Isi dan hubungan
Walaupun aspek isi dan hubungan dari
komunikasi itu dianggap sebagai dimensi dan karenanya bersifat saling
keterhantungan antara satu dengan yang lain secara tidak terpisahkan, kedua
aspek ini dapat diamati sebagai kualitas tindakan atau interaksi yang sama
secara analitis berbeda.
Di Susun Oleh :
Di Susun Oleh :
Ardianto 2015230068
Fazar sandria perkasa 2015230022
Afriansyah 2015230061
Weldi piktorinus 2015230087
Susana Evelyn Sareng 2015230123
Susana Evelyn Sareng 2015230123